Tuesday, November 25, 2008

JANGAN DITANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU..

Dalam perjalanan hidup ini seringkali
kita merasa kecewa. Kecewa sekali.
Sesuatu yang luput dari genggaman,
keinginan yang tidak tercapai,
kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Dan sungguh sangat beruntung andai
dalam saat-saat tergoncangnya jiwa,
masih ada setitik cahaya dalam kalbu
untuk merenungi kebenaran.
Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki
menuju majlis-majlis ilmu,
majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan
pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara.
Tempat kita mengejar berbagai keinginan.
Dan memang manusia diciptakan mempunyai
kehendak, mempunyai keinginan.
Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa
terbukti,
tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai.
Dan tidak mudah menyedari bahwa apa
yang bukan menjadi
hak kita tak perlu kita tangisi.
Banyak orang yang tidak sedar bahwa
hidup ini tidak punya satu hukum:
harus berjaya, harus bahagia atau
harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang berjaya
tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua
pemberian Allah hingga membuatnya
sombong dan bertindak sewenang-wenang.
Begitu juga kegagalan sering tidak
dihadapi dengan benar. Padahal dimensi
tauhid dari kegagalan adalah tidak
tercapainya apa yang memang bukan hak
kita. Padahal hakikat kegagalan adalah
tidak terengkuhnya apa yang memang
bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di
dunia, entah itu rezeki, jawatan atau
kedudukan, pasti akan Allah sampaikan.
Tetapi apa yang memang bukan milik
kita, ia tidak akan kita bisa miliki.
Meski ia nyaris menghampiri kita,
meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa
di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu)
supaya kamu jangan berdukacita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan
supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau
terhadap jodoh. Kadang kita tak sedar
ketentuan Allah tentang jodoh kita,
bukannya meminta yang terbaik dalam
istikharah kita tetapi benar-benar
ketentuan Allah: "yang pentingnya
harus dia Ya Allah! Harus dia, kerana
aku sangat mencintainya." Seakan kita
jadi yang menentukan segalanya, kita
meminta dengan paksa. Dan akhirnya
kalau pun Allah memberikannya maka tak
selalu itu yang terbaik. Boleh jadi
Allah tak mengulurkannya tidak dengan
kelembutan, tapi melemparkannya dengan
marah kerana niat kita yang terkotor.

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan
kau hanyut dalam nestapa jiwa
berkepanjangan terhadap apa-apa yang
luput darimu. Setelah ini harus benar-
benar difikirkan bahwa apa-apa yang
kita rasa perlu di dunia ini harus
benar-benar perlu, bila ada
relevansinya dengan harapan kita akan
bahagia di akhirat. Kerana seorang
Mu'min tidak hidup untuk dunia, tetapi
menjadikan dunia untuk mencari hidup
yang sesungguhnya: hidup di akhirat
kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa
yang bukan milikmu!

No comments: